🌤️ Cerita Dewasa Paling Hot
CeritaDewasa Ibu Tiri Paling Hot. Cerita Dewasa Ibu Tiri Paling Hot. Setelah ibu meninggal kira-kira empat tahun bapak nikah lagi, jadi aku punya ibu tiri tapi benar-benar gila usianya dengan aku cuma terpaut 2 tahun dan masih muda memang kalau dengan umur ayah terpaut jauh hampir 20 tahun lebih gila pikir aku tapi karena sebagai anak harus
Cerita Panas 2017 Membuntingi Ibu Paling Hot - Hallo sahabat CERITA PANAS TERBARU, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cerita Panas 2017 Membuntingi Ibu Paling Hot , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Setengah Baya, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca. Judul Cerita Panas 2017 Membuntingi Ibu Paling Hot link Cerita Panas 2017 Membuntingi Ibu Paling Hot Cerita Panas 2017 Membuntingi Ibu Paling Hot HUBUNGAN sumbangku dengan Bu Niken, guru mengaji ibu-ibu di kampungku termasuk ibuku, tak hanya berhenti setelah permainan empat ronde yang diberikannya di 'malam pertama' kami. Di berbagai kesempatan, kalau lagi kepengen, ia selalu mengontak via SMS. Bahkan jam 2 malam pun kalau sedang kebelet ia nekad menyelundupkanku lewat pintu belakang dan kami menumpahkan hasrat di dapur atau di mana pun di bagian dalam Nikenahnya meskipun Pak Kirno sang suami yang tak berdaya akibat stroke tengah berada di kamarnya. Aku tak peduli di memeknya telah muncul jengger ayam yang menggelambir keluar dan lubangnya sudah longgar. Sebagai pelampiasan hasrat mudaku yang terus menggelegak, memek Bu Niken lumayan dapat kunikmati. Aku selalu bergairah setiap mendapat kesempatan untuk meremasi teteknya yang gede meski wajah Bu Niken sudah mulai muncul kerut-kerut tanda ketuaan. Hanya karena letih akibat faktor usia, kadang ia menolak kalau aku lagi pengen dan mengajaknya. Bu Niken belakangan juga makin kondang sebagai ustazah. Ia sering dipangil memberi ceramah kelompok pengajian ibu-ibu dari desa lain bahkan dari tempat yang relatif jauh termasuk ke luar kota. Untuk kepentingan itu aku dipercaya sebagai sopir pribadinya secara tak resmi setelah ia mampu membeli mobil sedan tahun 90-an. Karena kesibukan barunya itu, meskipun tidak menghentikan total aktivitas sogok memeknya denganku, tetapi frekewensinya menjadi berkurang. Dari yang semula hampir tiap hari menjadi tiga atau empat hari sekali. Bahkan pernah sampai lebih dari seminggu aku tidak naik ke ranjang Bu Niken. Ia mengaku capek karena kegiatan menghadiri pengajian karena makin banyak yang mengundang. Frekwensi ajakan Bu Niken untuk ngeseks yang berkurang menjadikanku agak tersiksa. Bagaimana pun aku masih sangat muda dan hasratku masih sangat menggebu. Jadinya aku mulai memperhatikan ibuku. Mengintip saat dia mandi atau terkadang mencuri-curi pandang ke busungan buah dada dan pantatnya yang tak kalah menggoda. Kalau hendak keluar Nikenah ibuku juga selalu berjilbab dan berpakaian muslimah. Tetapi kalau lagi di Nikenah, cara berpakaiannya terkadang kelewat sembrono. Daster yang paling sering dipakainya adalah yang tanpa lengan dan panjangnya tidak melampaui lutut. Ia juga jarang memakai kutang. Alasannya agar lebih nyaman karena cuaca yang memang selalu panas. Aku sering disuguhi pemandangan mendebarkan. Yakni tonjolan puting-puting susunya di balik daster yang dipakainya. Bahkan terkadang bisa melihat besarnya susu ibuku yang meskipun sudah menggantung bentuknya tetapi masih menarik. Terutama kalau ia memakai daster yang bukaannya terlalu lebar di bagian lengan di bawah ketiaknya. Apalagi kalau ia lagi memakai daster yang kelewat ketat berbahan tipis. Pinggul dan pantatnya yang besar terlihat tercetak sempurna. Kalau sudah begitu aku dengan suka rela berada seharian di Nikenah menunggu kesempatan untuk mengintip saat ia mandi. Aku memang sudah membuat lubang tersendiri di kamar mandi agar leluasa mengintipnya. Tentang koleksi film porno ibuku seperti yang pernah dikatakan Bu Niken, ternyata juga tidak salah. Aku bisa melihatnya setelah secara mencuri-curi berhasil membuat kunci duplikat dari lemari besar yang ada di kamar tidurnya. Kalau sedang berpergian ibu memang tidak pernah menguci pintu kamar. Tetapi salah satu lemarinya yang ada di kamar selalu terkunci rapat. Saat ia pergi, dengan kunci duplikat aku membuka lemari dan melihat koleksi barang-barang pribadi ibuku. Ada perhiasan emas dan berlian yang memang menjadi bisnisnya. Tetapi juga keping-keping DVD film porno yang tersimpan rapi dalam sebuah dus tersendiri. Dan benar, kebanyakan isinya menggambarkan adegan seks antar keluarga atau wanita tua yang main mesum dengan pemuda atau anak ingusan. Juga ada tiruan bentuk penis laki-laki yang terbuat dari karet serta kontol yang bisa bergetar karena dilengkapi penggerak dari baterei. Gaya duduk ibu juga sering kelewat terbuka dan ceroboh saat berdua denganku. Dasternya kerap dibiarkan tersingkap dan posisi kakinya membuka lebar. Mempertontonkan paha mulus dan busungan memeknya yang terbungkus celana dalam yang dipakai. Pernah dua atau tiga kali, ibu tidak memakai celana dalam dan aku bisa melihat langsung memeknya. Apakah ibu juga sebenarnya ingin melakukan hubungan seks denganku sebagaimana film-film porno yang dikoleksinya? Pertanyaan itu belakangan makin mengganjal pikiranku setelah pengalaman menyetubuhi Bu Niken dan mengetahui koleksi-koleksi ganjil yang dimiliki ibu. Akhirnya kuputuskan untuk mampraktekkan sebuah taktik. Berlaku seolah-olah sebagai pemuda yang menjadi pengagum gelapnya, kukirimkan beberapa SMS ke HP ibu. Tentu saja dengan nomor telepon seluler baru yang sengaja kubeli agar ia tidak tahu kalau aku yang mengirimnya. Untuk kepentingan itu aku sengaja membeli HP murahan tersendiri tanpa sepengetahuan ibuku. Beberapa SMS yang kukirim diantaranya berisi tentang kekagumanku selaku pemuda terhadap keindahan tubuh ibukuku. Serta pujian terhadap bentuk tubuhnya yang masih sangat menggoda. Juga kuinformasikan tentang seringnya kuisi malam-malamku dengan onani sambil membayangkan bersetubuh dengannya. Termasuk ungkapan-ungkapan tentang keinginanku untuk menjilati itilnya, meremasi teteknya dan bahkan menyetubuhi dalam berbagai posisi. Beberapa SMS ku di hari pertama tidak diresponnya. Ia hanya mencoba beberapa kali menelepon ke nomorku tetapi tidak kuangkat. Namun di hari kedua, setelah sepanjang siang beberapa SMS kukirim padanya, menjelang tengah malam sebuah SMS dari nomor HP nya masuk ke nomorku. Isinya berusaha menyelidik mencari tahu identitasku namun tidak ada kemarahan atau merasa dilecehkan oleh SMS yang kukirimkan. Sebagai balasan, lewat SMS kusampaikan bahwa ibu sangat mengenalku. Tetapi tidak perlu tahu lebih dulu identitasku. Kecuali ibu benar-benar mau ketemuan berdua di suatu tempat. Selebihnya, seperti biasa, SMS jorok tak lupa kulayangkan. Seperti keinginanku untuk mengulum itilnya, menjilati dari ujung kaki sampai ke memeknya dan bahkan keinginan untuk menjilati anusnya. "Waktu Pak Rahman nama ayahku masih ada, apakah beliau suka njilatin memek dan anus ibu? Wah seneng banget tuh Pak Rahman tiap malam bisa ngentotin ibu. Saya kepengen banget. Sungguh." Tulisku dalam SMS yang kukirimkan kepadanya. Jawabnya, "Pernah sih. Tapi tidak sering dan tidak sampai ke anus. Jadi merinding nih. Kayaknya enak banget kalau itil ibu dikulum," Aku tak menyangka respon ibu begitu vulgar. Bahkan dari beberapa pertanyaan yang kuajukan, ia dengan suka rela memberi tahu soal warna daster yang tengah dipakainya untuk tidur. Juga soal kebiasaannya tidak bercelana dalam dan kutang. "Saya nggak betah tidur pakai kutang dan celana dalam. Malah penginnya sih telanjang bulat. Tetapi takut ada kecoa masuk ke nonok saya," balasnya pada salah satu SMS balasan yang dikirim. Aku tersenyum membacanya. Ia juga bercerita terus terang tentang ukuran kutangnya yang besar yang disesuaikan dengan ukuran payudaranya. Termasuk kebiasaannya melepas jilbab dan busana muslimah saat sedang di Nikenah. Kalau soal itu sih aku sudah tahu, ujarku membathin. Kontak melalui SMS yang dilakukan layaknya pasangan kekasih yang sedang bermesraan tetapi lebih menjurus ke soal seks. Bahkan ketika ia meminta bisa bicara tewat telepon dan tidak dengan SMS tetapi aku tetap menolak, ia menginformasikan bahwa saat itu ia tengah memasukkan jarinya ke lubang memeknya karena udah gatel dan pengen dientot. Aku jadi makin penasaran dan sekaligus yakin ibuku tidak berbeda dengan Bu Niken yang berjilbab rapat tetapi membiarkan memeknya diobok-obok laki-laki yang bukan muhrimnya. Kalau tidak salah di hari yang ke delapan, setelah seminggu tak putus-putus ber SMS-ria, selama seharian aku tidak melakukan kontak. Gara-garanya harus mengantar Bu Niken mengisi pengajian di suatu kota. Aku pulang jam delapan malam dan karena kecapaian langsung tertidur. Tetapi jam malam, HP khusus yang biasa kupakai kontak dengan ibuku bergetar. Ternyata telepon dari nomor ibu hingga kubiarkan tak kuangkat seperti kebiasaanku. Rupanya, ia mengirim beberapa SMS tapi tak segera kubalas hingga akhirnya telepon. "Tumben malam ini tidak SMS. Padahal saya pengen banget lho dientot sama kamu," katanya dalam salah satu SMS. "Oh iya maaf saya lagi sama temen-temen di luar kota. Padahal saya juga pengen lho. Apalagi kalau ibu benar-benar mau ketemu dengan saya," balasku. Melalui SMS ibu membalas, "Ah paling lagi cari pelacur ya buat nyalurin keinginan kamu ngentot. Nggak mau ah takut ketularan penyakit kotor," Aku jadi ketawa sendiri membaca SMS ibuku itu. Semakin merasa percaya diri, sebuah SMS kembali kukirimkan. "Ih saya kan masih bujangan ting-ting. Tetapi saya dengan senang hati melepaskan keperjakaanku kalau imbalannya memek ibu. Sungguh lho bu," Keesokan harinya, SMS dari ibu mengarah ke terjadinya pertemuan. Setelah terus menerus ber SMS sejak pukul 10 malam, ia menanyakan soal tempat dan waktunya untuk ketemuan. Aku yang sempat ragu akhirnya mengirim SMS berbunyi, "Kalau malam ini gimana? Di pekarangan belakang Nikenah ibu kan rimbun dan ada pohon mangga. Ibu buka saja pintu pagarnya nanti saya masuk," tulisku melalui SMS. Ternyata ibuku setuju. Ia juga bersedia untuk tidak memakai kutang dan celana dalam. Bahkan ia meminta kepastianku untuk telah berada di pintu pagar saat ia hendak membuka. Katanya ia takut kalau harus menunggu terlalu lama sebab sudah tengah malam. Tetapi setelah kusepakati bahwa akan berada di pintu pagar dalam waktu sekitar 10 menit, aku menjadi bingung sendiri. Benar setelah 10 menit kudengar ibu membuka pintu kamar dan keluar. Ia menuju ke arah dapur lalu membuka pintu belakang Nikenah yang menghadap ke arah pekarangan. Sebelum keluar ibu juga mematikan lampu dapur dan lampu pekarangan hingga gelap gulita. Ibu benar-benar nekad dan mengira pemuda pengagum gelapnya adalah orang lain. Padahal ia sebenarnya sangat penakut. Membayangkan ibu tengah berada dalam puncak hasrat biologisnya, nafsuku ikut menggelegak. Apalagi sudah tiga hari Bu Niken tidak mengajakku. Kupikir, kalau ada pemuda seusiaku yang berani nekad mengisengi, ibu pasti tidak menolak. Aku jadi nekad keluar dari kamarku dan menyusul ibu. Tetapi tidak masuk ke pekarangan dan hanya menunggu di dapur. Cukup lama aku menunggu. Kuyakin ibu sangat kesal karena harus menahan rasa takut dan menunggu. HP khususku yang kukantongi di celana kolor yang kupakai berkali-kali bergetar. Rupanya panggilan dari nomor telepon seluler ibuku. Setelah hampir setengah jam, ibu akhirnya masuk dan menjadi sangat kaget karena melihatku menunggu di dapur. "Ibu dari pekarangan dan membuka pagar nungguin siapa?" Ia terlihat bingung. "Ee.. ee.. ah nggak. Ibu keluar saja cari angin. Kamu kok belum tidur," ujarnya. Saat ibu tengah menutup pintu belakang Nikenah, segera kudekati dan kupeluk tubuhnya dari belakang. Ia benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak berpakaian dalam. Aku tahu setelah berhasil meremas payudaranya dan pantat besarnya yang liat merapat diselangkanganku. "Ibu tadi menunggu pemuda yang kirim SMS?" Kataku sambil memeluk erat dan berbisik di telinganya. "Eh Ton.. jangan begini.. aku ibumu. Kok kamu tahu soal SMS itu," katanya sambil meronta dan berusaha lepas dari pelukanku. Tetapi tidak segera kujawab dan tidak kulepaskan pelukanku. Bahkan sambil menciumi tengkuknya, bukan cuma teteknya yang kuremas-remas. Tangan kananku meliar ke pahanya dan menyelusup ke balik daster pendek yang dipakainya menuju ke selangkangannya. Memek ibu yang membusung rupanya baru ducukur jembutnya. Terasa agak kasar karena adanya rambut-rambut yang baru tumbuh. Aku mengusap-usapnya dengan gemas. Ibu makin memberontak dan berusaha melepaskan diri dari pelukanku. Saat itu kukatakan, bahwa sebenarnya aku yang mengirim SMS-SMS itu tetapi dari nomor HP yang lain. Juga kukatakan bahwa keinginanku untuk menyetubuhi ibu muncul setelah melihat film-film porno koleksinya serta adanya dua kontol karet yang kutemukan di lemari kamarnya. Ibu makin kaget mendengar penuturanku. Perlawanananya agak mengendur. "Ta.. tapi ini tidak boleh Ton, karena kamu anak ibu," Aku tak peduli. Bahkan setelah posisi ibu berbalik menghadap ke arahku, makin kutingkatkan aksiku. Kubenamkan wajahku ke busungan buah dadanya dari luar daster yang dipakainya. Salah satu jari tanganku yang menjelajah di memeknya, juga telah berhasil menyelinap masuk menerobos lubang nikmatnya. Ibu mendesah dan menggelinjang serta masih mencoba memberontak. Tetapi sudah tidak terlalu keras upayanya. "Bu boleh ya Ton melihat dan menjilati memek ibu. Juga mengulum itil ibu," kataku sambil terus membenamkan wajahku di kehangatan buah dadanya yang besar dan empuk. Ah tak sabar rasanya untuk dapat mengulum puting-putingnya. Bagian dalam memek ibu sudah membasah. "Ee.. ta.. tapi janji ya Ton. Hanya melihat dan menjilat saja. Jangan lebih," Yyessss! Berhasil, hatiku bersorak. Aku langsung berjongkok dan kusingkap daster tipis yang panjangnya tak mencapai lutut. Paha ibu yang membulat padat benar-benar masih mulus. Sebenarnya aku sudah sangat sering melihat ibu telanjang saat mandi. Karena aku sering mengintipnya. Tetapi meraba dan mengusap kehalusan pahanya baru kali ini kesempatan itu kudapatkan. Mulai dari dengkul-dengkulnya, paha mulusnya kuciumi dan sambil kujilati. Lalu naik ke atas sambil menyapu-nyapukan lidahku diantara kedua pahanya. Ibu tergetar dan mendesah. Bahkan saat jilatanku semakin naik mendekati pangkal pahanya, ia renggangkan kedua kakinya. Seakan memberi kesempatan agar jilatan lidahku sampai ke bagian dalam pahanya. Namun baru saja ujung lidahku menyentuh memeknya ia memekik keras dan tertahan. Kedua kakinya kembali mengempit dan kepalaku diusapnya. "Ja... jangan di sini Ton. Di sofa saja ya," ajaknya. Saat berjalan menuju sofa yang ada di ruang tengah, kupandangi goyangan pantat besar ibu. Aku jadi gemas dan makin bernafsu. Kuraba busungan pantatnya dan kuremas. "Ih... tanganmu jahil banget sih," katanya. Tapi sepertinya ia tidak marah. "Soalnya pantat ibu mantep banget dan merangsang," "Kamu sudah pengalaman dengan perempuan ya?" "Ee.. ee.. enggak bu. Sungguh," "Bener? Kalau begitu nanti punyamu jangan dimasukkan biar tetap perjaka," ujar ibu menambahkan. Setelah duduk di kursi sofa ibu membuka lebar pahanya. Dasternya disingkapnya tinggi-tinggi hingga samar-samar kulihat kemaluannya yang membukit. Merasa kurang puas aku beranjak menekan saklar lampu penerang untuk penerangan maksimal. Kali kini aku benar-benar bisa melihat memek ibu secara sempurna. Rupanya ibu juga tertarik untuk mengetahu ukuran kontolku. Sebab saat aku mendekat, kulihat ia melirik bagian yang menonjol di depan pada celana kolor yang kupakai. Aku memang tidak memakai celana dalam di balik celana kolor dari bahan kaos yang kukenakan. Hingga setelah bediri di hadapannya, sebelum berjongkok memandangi bagian paling merangsang milik ibuku, terlebih dulu kulepaskan celana kolorku. Penisku lansung mengacung maksimal setelah terbebas dari celana kolor yang kupakai. Ibu tampak kaget. Mungkin karena ukuran kontolku di luar perkiraannya. Penisku memang lumayan gede. Kekar dan panjang meski tubuhku tidak atletis. Buktinya Bu Niken yang vaginanya sudah nggedebleh dan lubangnya sudah menganga lebar bisa merasakan nikmatnya entotanku. Aku yakin, ibu juga bakal ketagihan kalau sudah merasakan. Tetapi mungkin karena masih merasa malu kalau harus mengagumi rudal anak kandungnya, ibu langsung menunduk. Membiarkan aku berjongkok tepat di depan kangkangan kedua pahanya. Sepintas kulihat senyuman ibu. Ah kuyakin itu karena ia suka dengan ukuran kontolku. Memek ibu benar-benar tebal dan tembem. Seperti kebanyakan wanita seusianya, bibir luar kemaluannya berkerut-kerut. Coklat kehitaman. Berbeda dengan warna kulit di sekitarnya yang kuning langsat. Tetapi lubangnya tidak semenganga memek Bu Niken. Juga tidak ada jengger ayam yang menggelambir keluar. Kerut-kerut pada bibir luar memeknya mungkin hasil kerjaan kontol bapakku yang sering menyetubuhinya semasa hidup. Atau boleh jadi malah akibat sogokan kontol-kontol palsu yang belakangan suka dipakai ibu untuk bermasturbasi. Ingin rasanya segera kutancapkan kontolku ke lubang nikmat yang pernah menjadi pintu keluar diriku semasa dilahirkan. Nafsuku benar-benar memuncak melihat memek ibu dari jarak sangat dekat. Tetapi ibu sudah berpesan bahwa aku hanya boleh melihat dan menjilatnya. Tidak boleh memasukkan kontolku ke lubang nikmatnya. Agar tidak ditolak oleh ibu dan diperbolehkan menyetubuhinya, aku harus memakai kiat. Sebab meski kutahu ibu juga sudah bernafsu, bagaimana pun aku adalah anak yang dilahirkannya hingga mungkin masih merasa canggung. Ibu mendesah saat tanganku mulai mengusap permukaan memeknya yang membukit. Saat usapanku mulai mulai menyibak bibir kemaluannya, tubuh ibu menggelinjang. Bahkan kulihat ia mulai meremasi sendiri susunya. Tetapi sambil memejamkan mata. Rupanya keenakan, hanya tetap masih merasa malu. Untuk melihat bagian dalam memeknya yang berwarna kemerahan, kugunakan kedua tanganku untuk membuka kedua bibir tebal kemaluannya. Saat itulah , di antara celah dalam memeknya di ujung bagian atas kulihat itil ibuku. Daging mungil itu tampak berkilat dan menonjol berwarna pink. Aku jadi tambah bernafsu. Kini bukan lagi kedua tanganku yang kupakai mengobok-obok memek ibuku. Tetapi langsung kukecup dan kulumat bibir memeknya dengan mulutku. Diikuti dengan sapuan lidahku, masuk ke bagian dalam liang vaginanya. Tubuh ibu jadi tergetar. Kudengar ia mendesah dan remasan pada payudaranya semakin menjadi. Terlebih saat itilnya mulai kujilat dan kucerucupi. Ia tak lagi mampu menahan erangan dan suara desahannya. Pinggulnya mulai sedikit bergoyang mengikuti irama sapuan dan jilatanku di bagian dalam memeknya. "Ooouuuhhhh.... aahh.... sshhh... eehh.... ssshhh... aahhh...shhhh... aaaakkkhhhh," lenguhnya penuh nikmat. Menurut Bu Niken selain itil, antara lubang dubur dan lubang memek memek juga bagian yang sangat peka pada wanita. Karena di lubang dubur banyak sekali simpul saraf yang peka bila dirangsang. Maka bila dijilat dari celah memek secara tidak terputus hingga anus, dijamin wanita bakal kelojotan. Saat kupraktekkan, ternyata petuah dari guru ngaji ibuku yang belakangan jadi ustazah yang mulai populer itu benar-benar terbukti. Ibuku makin kelojotan dan menjadi tidak canggung untuk mengekspresikan kenikmatan yang didapatkan. "Aahh.. aahhh... aahhhh... ssh... enakhh Ton. Ya.. ya enak banget... ssshhh ....aahhh... sshhhh ....aaahhhh," Aku tahu lidahku telah hampir mencapai lubang duburnya. tetapi aku tak peduli. Terus saja lidahku melata, menyapu sampai ke lubang lain di bawah lubang memeknya itu. Kali ini ibu memekik. Tetapi jelas bukan karena sakit. Pasti ia merasa geli campur nikmat seperti yang dikatakan Bu Niken padaku. Dari lubang memek ibu keluar lendir yang terasa asin di mulutku. Lendir itu meleleh ke bawah melewati duburnya yang tengah kujilat. Dari lendir yang telah mulai keluar, aku tahu ibu sudah sangat terangsang. Kalau kuteruskan jilatanku di sekitar lubang anusnya, kuyakin dalam waktu yang tidak terlalu lama ia bakal mendapatkan puncak kenikmatannya. Maka kuputuskan untuk tidak meneruskannya. Kalau ia sampai meraih orgasmenya peluangku untuk bisa ngentot dengannya bisa batal, ujarku membathin. Aku bangkit. Di hadapan ibu yang masih duduk mengangkang menyandar di kursi sofa, kubiarkan kontolku tegak mengacung. Tatap mata ibu terlihat mulai terang-terangan terpaku pada batang zakarku yang membonggol besar. Mmberiku isyarat bahwa wanita yang dari rahimnya telah melahirkanku itu sudah tidak dapat lagi mengontrol dirinya akibat terangsang. Namun aku tidak ingin berlaku gegabah. Meski aku sudah sangat ingin menancapkan kontolku di lubang memeknya yang sudah menganga sempurna, bisa saja ibu berubah pikiran. Maka yang selanjutnya kulakukan hanyalah membelai teteknya. Meremas dan memilin-milin putingnya dengan jari-jariku serta kujilat dan kuhisap sepenuh nikmat. Ibu melenguh dan mendesah. Sambil terus mengulum puting teteknya yang terasa mengeras di mulutku, tanganku membelai dan meremas-remas teteknya yang lain. Lalu menjalar turun mengusap perutnya yang agak membukit dan ke busungan memeknya yang tembem. Kembali ibu menggelinjang dan memekik tertahan ketika ujung jari tengah tanganku kuselipkan ke celah lubang memeknya. Ternyata bukan hanya basah tetapi sudah benar-benar banjir. Kalau Bu Niken, pasti sudah merengek-rengek meminta segera kutancapkan kontolku di liang vaginanya. Dan hampir dipastikan, dalam beberapa kali sogokan guru mengaji ibu-ibu di kampungku itu akan mengerang-erang. Lalu kata-kata jorok keluar dari mulutnya sampai ia mendapatkan puncak kenikmatannya. Dari ekspresinya, aku yakin ibu juga sudah sangat ingin dientot. Matanya terlihat sayu saat jari-jari tanganku terus mengobok-obok lubang nikmatnya. Hanya tidak mungkin untuk memulai meminta karena telah mengultimatuku untuk tidak sampai melakukan persetubuhan. Makanya saat ia mulai meraih batang kontolku dan menggenggamnya, rasanya tinggal selangkah lagi untuk dapat merasakan nikmatnya memek ibuku. "Aaaakkhhhh.... sshhhh.... enak banget Bu. Iya terus .. aahhh... aahhh... ssshhhh... aaaaahhh," ujarku sambil mendekatkan wajahku di telinganya," Bahkan dengan nekad kujilati telinga ibu sampai ke lubangnya dengan menjulur-julurkan lidahku. Pengalaman ini juga kuperoleh dari Bu Niken. Menurutnya, wanita sangat suka dijilati di semua bagian tubuhnya karena memberi kenikmatan dan sensasi luar biasa. Hasilnya jauh di luar perkiraanku. Ibuku tak sekedar menyukai. Tetapi ia membalasanya mencium dan mengulum bibirku dengan ganasnya. Ia memeluk erat sambil terus memagut dan membiarkan kontolku menempel di memeknya. Tidak sampai masuk memang karena ujung penisku tertahan di bibir luar kemaluannya. Namun tanpa diminta, ibu akhirnya kembali meraih batang kontolku dan mengarahkan ujungnya ke lubang memeknya. "Sssshhhh... aaahhhh ibu nggak tahan Ton. Entot dan puaskan ibu," ajaknya. Akhirnya, sleeseepp .. bleeessss! Sekali tekan amblas batang penisku di kehangatan lubang kemaluan ibuku. Lubang memek ibu sudah longgar, basah di bagian dalam. Aku agak kecewa karena kenikmatan yang bakal kudapatkan pasti kurang maksimal. Benar saja karena kelewat longgar dan banyaknya cairan di liang sanggamanya, saat batang kontolku mulai mengocok keluar masuk mengeluarkan bunyi yang aneh. Ceplook... plop.. ploop... ploop.. ploop. Tetapi ternyata aku salah menduga. Beberapa saat setelah sogokan kontolku makin kupercepat dan ibu mulai menggerak-gerakkan pinggulnya, dinding bagian dalam memeknya seperti berkedut. Otot-ototnya seperti bergerak menjepit dan kian mencengkeram. Aku jadi makin bernafsu. Sambil terus menyogoki memeknya, mulut ibu kulumat dengan rakus. Sesekali lidahnya kuhisap-hisap penuh nikmat. Reaksi ibuku tak kalah seru. Pantatnya mulai bergoyang. Memutar dan meliuk-liuk. Lidahnya menjulur masuk ke mulutku dan beradu dengan lidahku. Sepertinya ia sudah tidak peduli lagi bahwa yang tengah menyetubuhinya adalah anak kandungnya. Seiring dengan goyangan pantat besar ibu yang semakin hot, ada sesuatu yang kurasakan di bagian dalam memek ibu. Seperti berkerut, memek yang sebelumnya terasa nggedebleh dan longgar tiba-tiba menyempit. Dinding-dinding vagina ibu seperti seperti hidup. Batang kontolku seakan diurut dan diperahnya. Benar-benar nikmat tiada tara. "Aaauuwwhhh... aaooohhh me... memek ibu kok jadi peret? Ahh.. sshh.... aahhhh enak banget bu.. aahh ... aakkkhhhhh," "Ohhhh...iya Ton...kontolmu juga enak Ton...oh ...tekan semua kontolmu Ton ahhh..Ton..terus Ton..oh..memekku makin gatel..." "Ohhh..ohhh..iya buu...oh bu...kontolku keenakan bu...oh..." "Oh Ton...aaahhh...memek ibu juga keenakan...oh...tekan sampai dalam nak Ton...tekan biar sampai ke rahim ibuu Ton...oh...Tonn..entoti ibu,..." "Oh bu enakknya ngentotin memekkmu...oh bu...iya bu kudalemin lagi bu...oh..." "Oh iya Ton..oh dalemin sampai mentok...oh dalemin sampai rahim ibu..." "Oh bu...kenapa harus sampai ke rahim bu... "Oh...biar naanti pejuhmu masuk rahim ibu...ahhh...dalemin lagi nak... "Oh bu...oh bu...jadi ibu pengen kuhamili bu....oh buuu...?? "iya..oh iya...entoti ibu sampai hamil...oh..hamilin ibu...entotin aja sampai hamilll..." "Oh bu..iya bu...akan kuhamili kau bu..oh...kubuntingi kau bu...oh pejuhku lagi banyak bu...ibu akan hamilll...mau iya bu.." "Ohhh..ohhh...kelauarin semua manimu dalam memek ibu...keluarin sebanyak-banyaknya dalam rahim ibu nak...biar ibu hamil...oh buntingi ibu..ibu pengen dibuntingi nak...ohhh.." Gairahku kian memuncak dan tak terbendung. Ada yang terasa sangat mendesak untuk ditumpahkan di antara kenikmatan yang semakin melambung. Dan rupanya, empotan memek ibu yang semakin menggila seiring dengan goyangan dan putaran pantatnya juga bagian dari tahapan menuju kilmaks. Sebab sesaat setelah itu ibu merubah posisi kedua kakinya yang sebelumnya mengangkang lebar. Dengan masih memutar pinggul dan pantatnya, kurasakan kedua kaki ibu membelit menyilang di pinggangku. Kontolku jadi melesak masuk lebih dalam di lubang memek ibu karena ditekan sebegitu rupa. Dengus nafasnya tampak semakin memburu. Puncaknya ibu memeluk erat tubuhku sambil mengangkat tinggi-tinggi bagian bawah tubuhnya. Jepitan dan empotan memeknya juga semakin menggila. Berbarengan dengan erangan nikmat ibu, aku tak mampu lagi menahan jebolnya lahar panas yang menyembur dari ujung penisku. "Oohh... aaoookhhh ibu dapat Ton... aahhh.... akkkhhhh... ssshhhhh ..... akkkkhhhhhh," "Sa... ssa.. saya juga bu... aakkkhhh..... aakkkhhhhh...aku keluarin semua bu..," "iya...nak ahh..kelarin dalam rahimku....oh hamilin ibu...oh bikin ibu bnting nak..." Cukup banyak air maniku memancar di rahim ibu. Karena ibu seperti kehabisan nafas saat tubuhku ambruk menindih tubuhnya, aku langsung menggelosoh turun dari sofa dan terbaring di Artikel Cerita Panas 2017 Membuntingi Ibu Paling Hot Sekianlah artikel Cerita Panas 2017 Membuntingi Ibu Paling Hot kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya. Anda sekarang membaca artikel Cerita Panas 2017 Membuntingi Ibu Paling Hot dengan alamat link
CeritaDewasa Paling Hot Cicipi Meki Anak Pelajar SMP Yang Lagi Sange Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan. Setelah makanan siap, aku memanggil Sinta.
Suatu hari di suatu Pesantren tepatnya di ruang kepala Pesantren tampak seorang pria berumur 45 tahun sedang merenung, entah apa yang sedang dia pikirkan. Wajahnya tampak gelisah, dengan raut muka serius duduk di belakang meja kerjanya yang nyaman. Namanya Ustad Risman Kusbiantoro, berkulit sawo matang berperawakan tinggi dengan perut yang agak buncit. Sudah dua tahun Ustad Risman menjadi kepala Pesantren tersebut. Namun entah mengapa baru hari ini dia mulai berpikir mesum."Mungkin ini gara-gara film porno yang aku tonton tadi malam", begitulah pagi tadi Ustad Risman tidak hentinya berpikiran jorok ketika bertemu dengan para Ustadzah-ustadzah di Pesantren tersebut."Aku rasanya ingin sekali mencicipi tubuh-tubuh sexy mereka" kata-kata itu selalu muncul ketika Ustad Risman bertemu dengan para ustadzah di Pesantren itu yang rata-rata masih suatu saat dia mulai tersenyum, terbersit dalam pikirannya bagaimana cara untuk bisa menikmati para guru tersebut. Dia mulai berpikir jika kekuasaan yang dia miliki di Pesantren itu bisa dia jadikan senjata untuk mengajak para Ustadzah di Pesantren tersebut naik istirahat Pesantren. telah tiba dengan ditandai bunyi nyaring bel tanda istirahat. Murid-murid berhamburan menuju kantin Pesantren. , begitupun para guru mulai berkumpul di ruangan kantor guru. Begitupun tak ketinggalan dengan Ustadzah, seorang guru honorer mata pelajaran bahasa inggris di Pesantren. itu, berusia 28 tahun, berperawakan tinggi langsing, berkulit putih dengan rambut sebahu yang biasanya disanggul kalau sedang mengajar, tak ketinggalan kacamata yang menambah anggun wajahnya. Hari itu Ustadzah Ernita tengah berbincang dengan sesama rekannya di kantor guru. Ada Ustad Hamdan dari bagian kurikulum dan juga Ustadzah Astri yang mengajar mata pelajaran Bahasa Arab. Ketika sedang asik berbincang-bincang datanglah Mang Yono yang merupakan penjaga Pesantren. di Pesantren. tersebut."Maaf ganggu nih, Ustadzah Ernita dipanggil sama Ustad Risman katanya bu" Mang Yono langsung memotong pembicaraan mereka."Wah ada apa ya mang? Tumben nih Ustad Risman panggil saya" sahut Ustadzah Ernita dengan senyuman manisnya."Waduh bu,saya juga kurang tau" jawab Mang Yono sambil garuk-garuk kepala cengengesan namun matanya tanpa disadari guru-guru yang ada disitu tengah melirik gumpalan payudara Ustadzah Ernita yang walaupun tertutup baju seragam mengajarnya tetap terlihat membusung menggemaskan."Hmmm...baik Mang saya sebentar lagi ke sana" sahut Ustadzah Ernita sambil kemudian berpamitan kepada Ustadzah Astri dan Pak Hamdan."Tok...tok...tok.." Pintu ruangan Kepala Pesantrenitu diketuk dari luar, sesaat kemudian masuklah seorang wanita cantik berseragam baju kurung abu-abu dan jilbab yang menutup rambut dengan kacamata yang menghiasi wajahnya."Oh...Ustadzah, mari silakan duduk bu" suara berat menyambutnya."Bapak panggil saya ada keperluan apa ya?" sahut Ustadzah Ernita sambil duduk di depan meja Kepala Pesantrentersebut."Eh anu bu ada hal penting yang harus saya sampaikan sama ibu dan rekan-rekan lainnya, nanti akan saya panggil satu persatu" kata Ustad Risman dengan nada bicara dibuat seberwibawa mungkin."Oh...hal penting apa pak?" Ustadzah Ernita tampak Risman mulai menjelaskan tentang hal yang harus dia sampaikan kepada para guru khususnya para guru honorer di Pesantren. tersebut. Menurutnya pihak yayasan sudah memberikan keputusan jika di Pesantren. tersebut harus mulai berhemat dalam segi pengeluaran, yang berimbas terhadap pengurangan staff pengajar."Jadi artinya saya diberhentikan pa"? Ustadzah Ernita mulai bertanya."Bisa ya bisa juga tidak" jawab Ustad Risman tenang."Jadi bagaimana Pa?" Ustadzah Ernita mulai penasaran."Saya akan menyeleksi para guru disini bu, karena saya diberi wewenang dalam mengambil keputusan itu" jawab Ustad Risman dengan Ustad Risman mulai menjelaskan secara mendetail tahapan-tahapan seleksi tersebut, bagaimana cara penilainnya dan sebagainya. Ustadzah Ernita tampak serius mendengarkan penjelasan dari Ustad Risman, hingga suatu saat Ustadzah Ernita mulai penasaran dengan apa yang dikatakan Kepala Pesantrentersebut"Tapi jika ibu tak keberatan saya punya cara lain agar ibu bisa lolos seleksi dan tetap mengajar di Pesantren. ini" itulah kata-kata terakhir dari penjelasan Ustad Risman yang panjang penasaran dan wajah bersinar Ustadzah Ernita pun bertanya, "apa itu pa?"."Ibu harus mau tidur dengan saya" jawab Ustad Risman dengan tenang dan senyum petir di siang bolong Ustadzah Ernita mendengar kata-kata itu, ia tak menyangka jika orang yang selama ini ia anggap sangat terhormat bisa berkata semenjijikan itu."Jangan harap itu terjadi Risman" ucap guru bahasa inggris tersebut dengan nada tinggi dan amarah yang menggebu. "Ternyata anda sangat menjijikan" amarah Ustadzah Ernita ditanggapi dengan sangat tenang oleh Ustad Risman, ia telah mengantisipasi jika hal itu akan terjadi."Hmmm...baik kalau itu mau Ustadzah, saya tidak apa-apa jika ibu menolak" ungkapnya dengan sambil beranjak dari tempat duduknya dia memaparkan semua kemungkinan yang akan terjadi jika ajakannya itu mendapat penolakan."Saya tidak apa-apa bu, silahkan ibu mengikuti seleksi akan tetapi saya pastikan kalau ibu akan jadi orang pertama yang saya nyatakan gagal" ungkapnya dengan senyum memuakan. "Silahkan ibu pikirkan kembali". Ustadzah Ernita tampak merenung, pikirannya kacau balau. Ia mulai memikirkan masa depannya, bagaimana keluarganya, anak semata wayangnya yang baru berusia empat tahun, dan suaminya yang saat ini tengah menganggur akibat terkena PHK dari tempatnya bekerja."Siapa yang akan menafkahi keluargaku?" Ustadzah Ernita seketika buyar ketika mendengar bel tanda masuk berbunyi. Tanpa ia sadari sudah 1 jam ia berada di ruangan Kepala Pesantrenmesum ini."Bagaimana Ustadzah? Mau terima tawaran saya atau anda akan mengikuti seleksi yang sia-sia itu?" Tanya Ustad Risman dengan senyum yang menjijikan. "Silahkan ibu kembali mengajar, saya tunggu sepulang Pesantren. disini ya bu" ujarnya dengan masih mengembangkan senyum tak berkata apapun Ustadzah Ernita meninggalkan ruangan Kepala Pesantren tersebut, langkahnya lemah tak bergairah. Beberapa murid dan sesama guru yang menyapanya ia jawab seadanya dan dengan senyum yang dipaksakan. Sampai pada suatu ketika ia berpapasan dengan Ustadzah Linda , seorang guru honorer mata pelajaran Fiqih yang juga seorang janda muda belum mempunyai anak yang dikenal banyak orang sebagai wanita yang gampang diajak naik ranjang. Dalam pikiran Ustadzah Ernita terbersit jika Ustadzah Linda ini bisa jadi orang yang lolos seleksi Kepala Pesantren mesum itu. Lalu mulai timbul rasa iri di hati Ustadzah."Ini dia sainganku" begitulah kira-kira pikirnya."Eh Ustadzah Erni, katanya tadi Ustad Risman manggil ibu? Ada apa ya? Terus katanya semua guru juga akan dipanggil menghadap, ada apa bu?" Tanya Ustadzah Linda Ustadzah Ernita pun menceritakan hal yang dibicarakan bapak Kepala Pesantren itu tadi akan tetapi iya tidak menceritakan semuanya apalagi tentang ajakan jalan pintas Ustad Risman terhadap dirinya."Wah...Ustadzah Erni bisa jadi sainganku nih" ucap Ustadzah Linda jujur."Ah Ustadzah Lindasaya pamit dulu, anak-anak sudah nunggu pelajaran saya di kelas" jawab Ustadzah Ernita tak menanggapi ucapan Ustadzah Linda sambil beranjak menuju ke tak terasa berlalu, bel tanda jam pelajaran terakhirpun sudah berbunyi. Para murid berhamburan meninggalkan Pesantren. tersebut, begitu pula para guru. Di ruang guru hanya tersisa beberapa orang guru saja yang sekarang tengah bersiap pulang tak terkecuali Ustadzah."Ustadzah Erni yuk pulang bareng, kebetulan suami saya jemput bawa mobil" ajak Ustadzah Indahseorang guru cantik yang baru saja menikah. "Oh..engga..eh silahkan bu duluan saya masih ada kerjaan ngoreksi hasil ulangan anak-anak" jawab Ustadzah Ernita tergagap karena pikirannya sedang menerawang."Kalau gitu saya duluan ya bu" ungkap Ustadzah Indah yang dibalas dengan anggukan dan senyum manis Ustadzah."Ustadzah Erni yuk pulang bareng, kebetulan suami saya jemput bawa mobil" ajak Ustadzah Indah seorang guru cantik yang baru saja menikah. "Oh..engga..eh silahkan bu duluan saya masih ada kerjaan ngoreksi hasil ulangan anak-anak" jawab Ustadzah Ernita tergagap karena pikirannya sedang menerawang."Kalau gitu saya duluan ya bu" ungkap Ustadzah Indah yang dibalas dengan anggukan dan senyum manis Ustadzah. Ustadzah Ernita mengambil ponselnya dan memberi tahu suaminya di rumah jika ia kemungkinan pulang agak sore dikarenakan ada rapat dengan staff guru di Pesantren. , dan tentu saja itu berbohong. Ia keluar dari ruang guru, namun ia berbelok ke ruang Kepala Pesantrensetelah melihat-lihat kanan kiri dan memastikan tidak ada yang melihatnya ia mulai mengetuk pintu ruang Kepala Pesantrentersebut."Masuk Ustadzah" suara dari dalam menjawab ketukan di pintu ruangan tersebut seakan-akan yang di dalam tahu kalau yang datang itu dirinya."Hmmm...Ustadzah,mari bu sini dan kunci pintunya" ucap Ustad Risman yang melihat Ustadzah Ernita masuk kerbau yang dicucuk hidungnya Ustadzah Ernita menurut mengunci pintu dan menghampiri Ustad Risman yang tengah duduk di sofa ruangan Kepala Pesantrentersebut sambil menikmati sebatang rokok. Hatinya menjerit lirih, hari ini ia akan menghianati suaminya dan menyerahkan kehormatannya."Maafkan mamah pah" begitulah kata hatinya ketika mengingat suaminya."Oh bukan disitu bu duduknya,tapi disini" ungkap Ustad Risman sambil menepuk-nepuk pahanya ketika melihat Ustadzah Ernita hendak duduk di gontai Ustadzah Ernita melangkah mendekati Ustad Risman dan mendaratkan pantatnya yang semok itu menyamping di pangkuan Ustad Risman."Sudah lama saya menginginkan ini Ustadzah, ibu terlihat sangat sexy dan menggairahkan" ucap Kepala Pesantrentersebut sambil merangkulkan tangan kirinya di pinggang Ustadzah Ernita dan mengelus bongkahan pantatnya yang ketinggalan tangan kanannya mengelus pipi Ustadzah Ernita dan mengusap air matanya lalu berakhir di daun telinga, jari gemuknya mengelus leher jenjang dibalik Jilbab yang menggiurkan."Tak usah menangis bu, nikmati saja" ucap Ustad Risman sambil kembali mengusap air mata suara bergetar Ustadzah Ernita akhirnya angkat bicara "sudahlah pak jangan merayu, kita mulai saja agar semuanya cepat selesai dan bapa puas".Ustad Risman menyeringai penuh kemenangan, lalu dengan tangan kirinya dia mendorong kepala Ustadzah Ernita ke arahnya dan mulai mencium bibir ranum dan tipis wanita itu. Tangannya mulai menjamah semua bagian tubuh Ustadzah. Tanpa disadari Ustadzah Ernita gairahnya mulai merangkak naik seiring dengan usapan dan jamahan tangan Ustad Risman di mulai berubah menjadi pagutan. Air mata Ustadzah Ernita mereda, sekarang ia mulai melayani pagutan-pagutan ganas Ustad Risman. Bunyi kecipak air liur mulai terdengar bahkan sayup-sayup mulai terdengar desahan Ustadzah Ernita ketika Ustad Risman meremas payudarnya dengan kasar dari balik seragam."Ohhhh..ahhh...yaaahhh" desahan Ustadzah Ernita mulai Ustad Risman sangat piawai memancing gairah perempuan, terlihat dari gerakan Ustadzah Ernita yang tadi tampak terpaksa justru sekarang berbalik menjadi memaksa Ustad Risman untuk bercumbu dengannya. Tanpa sadar jari-jari lentik Ustadzah Ernita mulai mempereteli kancing baju Ustad Risman. Ia sangat bergairah dan ingin segera mengeluarkan hasrat yang paling liar dari dalam dirinya yang selama ini dikenal sebagai sosok pengajar yang alim. Air liur keduanya bercampur bahkan tampak meleleh di dagu keduanya."Oh Ustadzah...kau sangat bergairah sekali" ucap Ustad Risman di sela-sela pagutannya."Jangan banyak omong pak, mari kita selesaikan" jawab Ustadzah Ernita itu berlanjut. Ustad Risman kini sudah bertelanjang dada. Perut buncit dan dadanya yang berbulu itu kini sedang dijilati Ustadzah Ernita dengan buas. Tak ketinggalan tangan kanan Ustad Risman kini tengah memainkan vagina Ustadzah Ernita dari balik celana panjang abu-abu yang senada dengan bajunya. Tangan Ustadzah Ernita tanpa sadar membuka kancing baju kurungnya, tak ketinggalan juga ia membuka BH-nya. Seakan mimpi Ustad Risman memelototi payudara ranum berputing coklat indah yang meloncat di hadapannya. Ustadzah Ernita melepaskan pagutannya, lalu kedua tangannya meraih kedua payudara ranum itu dan meremasnya, pandangan sayu dan senyum menggoda mengembang, dengan kerlingan mata binal ia melirik Ustad Risman dan dengan desahan lirih ia mulai berkata menggoda"ko diliatin terus pak? Inikan jalan pintas buat saya agar tidak bapak pecat? Ayo nikmati Ustad Risman yang terhormat" seru Ustadzah Ernita sambil tidak hentinya meremas payudara tangan bergetar Ustad Risman menggerakan tangannya menggapai payudara Ustadzah Ernita yang tadinya sangat terpaksa justru sekarang tampak binal. Ia seperti merasa ini mimpi. Awalnya ia berpikir kalau Ustadzah Ernita akan susah untuk ditaklukan. Kini Ustad Risman tengah asik menyusu di payudara Ustadzah Ernita yang sedang mendesah seperti orang kepedesan menikmati lumatan dan sedotan mulut Ustad Risman di payudaranya. Keduanya mulai tak sabar. Ustad Risman menurunkan Ustadzah Ernita dari pangkuannya dan dengan terburu menelanjangi dirinya sendiri. Begitupun Ustadzah Ernita yang membuka baju kurung dan kaus kaki hitamnya sedangkan Jilbabnya masih tetap dipakai , dengan gaya yang menggoda diasertai wajah alim sambil duduk di atas sofa ruangan Kepala Pesantrentersebut yang walaupun ber-AC tapi kini malah terasa sangat panas bagi mereka berdua. Ustadzah Ernita tampak kaget sekaligus kagum ketika Ustad Risman sang Kepala Pesantrenmesum berdiri di hadapannya sambil mengocok pelan kemaluannya."Hmmm...ah besar sekali pak" ucap Ustadzah Ernita sambil menggerakan tangannya menggapai kemaluan Ustad Risman lalu mengocoknya dengan pikiran Ustadzah Ernita ia sangat mengagumi kemaluan kepala Pesantrenya yang besar dan panjang, bahkan telapak tangannya pun tak mampu untuk menggenggamnya,"ini sangat berbeda dengan kontol suamiku, ini sangan panjang, besar, hitam dan berotot. Yah...inilah kontol yang selama ini aku inginkan mengobok-obok memekku" itulah pikir Ustadzah."Ustadzah,maukah ibu nyepong kontol saya?" Pertanyaan Ustad Risman mengagetkan lamunan Ustadzah Ernita lalu ia mengangguk dan tersenyum menggoda. Ustadzah Ernita menyuruh Ustad Risman duduk di sofa dan menaikan kakinya mengangkang. Lalu ia turun dan berlutut di depan Ustad Risman yang tengah mengangkang di atas sofa. dengan masih menggunakan Jilbab Ustadzah Ernita mulai memperlihatkan kehebatannya memuaskan kaum pria. Ia jilat semua bagian kemaluan Ustad Risman mualai dari biji pelir hingga ujungnya dan diakhiri dengan kuluman dan sedotan yang dahsyat. Beberapa menit berselang Ustad Risman menyudahi Ustadzah Ernita yang tengah asik melumat kemaluannya, ia sangat terangsang melihat wajah alim berjilbab mengisap kontolnya. Ia suruh Ustadzah Ernita naik ke atas sofa dengan kepala dan tangan ada di sandaran sofa tersebut dan tubuh menungging menunjukan lubang kemaluan yang berbulu tipis dan lubang anus yang coklat mengerucut menggoda menawarkan berjuta disangka wajah ayu guru Bahasa Inggris itu menoleh dan tersenyum ke arah Ustad Risman yang tengah mengagumi semoknya tubuh telanjangnya."Pak, ko saya jadi kaya pelacur?" Ucap Ustadzah Ernita dengan senyum dan desah menggoda."Kamu memang pelacur Ustadzah Ernita. Pelacur buat saya" ungkap Ustad Risman sambil membenamkan wajahnya di pantat semok Ustadzah buas Ustad Risman menjilati dan menyedot lubang vagina Ustadzah Ernita, bahkan sesekali ia juga menjilat lubang anusnya. Diperlakukan seperti itu Ustadzah Ernita sangat senang hatinya malah berbunga dikatakan sebagai pelacur, bahkan ketika jari telunjuk tangan kanan Ustad Risman menerobos lubang anusnya sambil menyedot lubang vaginanya ia malah mendapatkan orgasme yang hebat sehingga air kenikmatannya menyembur membasahi wajah Kepala Pesantrentersebut."Ahhhh...ahhh...nikmat sekali pak..hmmm..." Desah Ustadzah Ernita ketika orgasmenya lemas Ustadzah Ernita membalikan badannya dan duduk menyender di sofa, begitupun dengan Ustad Risman. Mereka duduk berpelukan mengistirahatkan sejenak tubuh mereka. Sambil istirahat tak henti-hentinya Ustadzah Ernita mengelap wajah Ustad Risman yang semakin jelek karena terkena semburan air kenikmatan miliknya, dan sesekali menciumi laki-laki mesum tersebut."Wah kayanya Ustadzah Ernita berbakat jadi pelacur,gimana kalau saya jadi germonya" terang Ustad Risman dengan cengengesan. Tapi bukannya marah dengan perkataan tersebut Ustadzah Ernita malah menanggapinya dengan santai dan nampak senang."Aaa..bapak"," tapi kalau saya jadi pelacur masih boleh kan saya ngajar di Pesantren. ini pak, siapa tau sambil ngajar saya bisa sambil melacur buat murid,guru dan staff di Pesantren. ini...kan lumayan"."Waduh Ustadzah Ernita ini jadi seneng ya kalau banyak yang ngentot" tanya lagi Ustad Risman sambil tangannya tak berhenti meremas payudara Ustadzah Ernita."Sssst...udah ah pa, denger entot-entotan rame-rame saya jadi pengen ni" jawab Ustadzah Ernita dengan kerling beberapa menit merekapun kembali berpagutan panas, dan tak lama kemudian Ustad Risman mengatur posisi Ustadzah Ernita di atas sofa. Ia kembali ditunggingkan. Sementara Ustad Risman telah siap dibelakang Ustadzah Ernita dengan kemaluan tegak mengacung di depan lubang vagina Ustadzah Ernita yang menungging menantang."Bu saya tusuk sekarang ya" sambil berkata demikian Ustad Risman mendorong kemaluannya memasuki vagina legit Ustadzah Ustadzah Ernita memejamkan mata dan membuka mulutnya membentuk huruf O merasakan mili demi mili kontol panjang, hitam, besar,dan berurat milik Ustad Risman memasuki vaginanya. Setelah ujung kemaluan Ustad Risman terbenam semua di dalam vagina Ustadzah Ernita, ia mendiamkannya sesaat untuk meresapi pijatan dan kehangatan vagina guru bahasa Inggris tersebut. Setelah dirasa cukup, Ustad Risman mulai menggerakan pinggulnya secara detik berlalu penuh kenikmatan. Ustad Risman terus meningkatkan tempo genjotannya di vagina Ustadzah Ernita yang legit, hangat dan basah. Desahan mulai terus terdengar di ruangan tersebut. Ustadzah Ernita mengimbangi kebrutalan genjotan Ustad Risman dengan goyangan pinggulnya. Selang 5 menit mereka berganti gaya. Kini gantian Ustadzah Ernita berada di atas, dia memamerkan goyangan erotisnya dalam memuaskan Ustad Risman. Sambil meremasi payudaranya ia bergoyang dan selang beberapa menit Ustadzah Ernita mendapatkan orgasmenya kembali di atas tubuh Ustad Risman. Kali ini Ustad Risman tidak mau memberi Ustadzah Ernita kesempatan beristirahat, ia membalikan posisinya dan langsung menghajar vagina Ustadzah Ernita dengan kemaluan besarnya."Aaaahhh...ohhh...ampun..yah..enak...oh" desahan Ustadzah Ernita mulai tak terkendaliOrgasme-orgasme susulan datang bertubi-tubi hingga akhirnya Ustad Risman menggeram sambil memuntahkan lahar kenikmatannya di dalam tubuh guru bahasa Inggris tersebut, tubuh buncitnya ambruk menindih Ustadzah Ernita. Hingga selang beberapa menit ia mencabut kemaluannya tersebut dan berjalan memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai ruang Kepala Pesantrentersebut. Setelah keduanya beristirahat sejenak dan berpakaian tak ada satupun yang berbicara hingga Ustadzah Ernita mulai mengeluarkan suara yang terdengar bergetar."Bagaimana, apa bapak puas? Apa saya berhasil melewati seleksi ini pak".Ustad Risman terkekeh menjijikan, lalu memeluk Ustadzah Ernita dan berbisik, "saya sangat puas bu, tapi ibu masih punya lubang satu lagi yang belum saya coba. Sekarang kita pulang bu, suami Ustadzah Ernita sudah nunggu pastinya di rumah, mungkin besok atau lusa saya cicipi lagi ya".Perasaan kesal mulai timbul kembali di hati Ustadzah Ernita, ia merasa dipermainkan oleh Ustad Risman. Akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing dengan membawa perasaan berbeda di kedua hati mereka. Namun tanpa mereka sadari setelah mereka beranjak dari ruangan itu nampak seseorang cengengesan sambil menonton video dalam ponselnya hasil rekamannya sendiriKeesokan harinyaJam menunjukan pukul Di waktu yang masih relatif pagi itu dua insan berlainan jenis sudah mengumbar birahi. Tepatnya di ruang Kepala Pesantrensuatu Pesantren. menengah atas. Ya siapa lagi kalau bukan Ustad Risman si Kepala Pesantrenmesum dan si semok Ustadzah Ernita sang guru bahasa Inggris. Saat itu Ustadzah Ernita tengah menungging di sofa ruang kepala Pesantren. , pakaiannya masih lengkap hanya beberapa kancing baju seragam mengajarnya saja yang terbuka dengan BH tersingkap sehingga menampakan payudara mulusnya bergelantungan ke sana kemari. Rambutnya yang masih dalam keadaan disanggul ke belakang sedikit kusut, beberapa helai nampak telah jatuh di atas dahinya yang telah bercucuran keringat. Rok yang dipakainya telah diangkat menggantung di pinggangnya, sementara celana dalam hitamnya masih menyangkut di lutut wanita itu. Di belakangnya tampak seorang pria buncit berkulit sawo matang berusia 45 tahun tengah menyodok-nyodokan kemaluan besar, hitam dan panjangnya ke lubang nikmat nan legit milik guru bahasa Inggris yang cantik dan seksi tersebut. Kurang lebih sudah 30 menit mereka mengumbar nafsu di ruangan tersebut. Bahkan sudah dua kali Ustadzah Ernita mengalami orgasme oleh kemaluan sang Kepala Pesantren mesum itu. Cairan putih licin dan lengket yang keluar dari vaginanya kini meleleh di paha Ustadzah Ernita. Suara kulit paha membentur pantat kenyal terdengar bersahutan dengan suara desahan dan erangan penuh kenikmatan Ustadzah Ernita. Ini baru hari kedua Ustadzah Ernita digauli Ustad Risman, dimana kemarin siang untuk pertama kalinya dia menyerahkan kehormatan yang selama ini dia jaga dan hanya dia berikan untuk suaminya kepada Ustad Risman dengan diiming-imingi lolos seleksi pengajar di Pesantren. itu yang tentu saja itu hanya akal-akalan Ustad Risman untuk menikmati tubuh sexy, semok dan menggiurkan Ustadzah Ernita. Namun biarpun baru dua kali Ustadzah Ernita digagahi kepala Pesantren. nya tersebut ternyata ia sudah mulai ketagihan dengan ukuran kemaluan Ustad Risman yang jauh lebih panjang, besar dan lebih perkasa dari suaminya. Ia kini tampak pasrah dan menikmati setiap sodokan kemaluan Ustad Risman pada lubang kenikmatannya. Kata-kata kotor dan binal keluar dari mulut ranum dan tipis Ustadzah Ernita disertai senyuman nakal dan kerling mata menggoda lawan jenisnya."Uuuh...yahhh...soddok terushh pak...kontolnya enak" racau Ustadzah Ernita ketika Ustad Risman menggenjotnya dengan kecepatan sedang."Hmmm...Ustadzah Ernita ternyata doyan kontol gede.." Jawab Ustad Risman dengan senyum menjijikannya sambil terus menghujam-hujamkan kemaluan besarnya di lubang legit Ustadzah Ernita."Ohhh...yah pak...ssaya..suka..kontol gede..seperti punya bapak...ooohhh..yaahhh.." Racau Ustadzah Ernita kenikmatan akhirnya mengubah Ustadzah Ernita yang tadinya merupakan seorang istri dan guru yang alim dan terhormat kini malah tampak seperti pelacur binal yang memuja kenikmatan seksual dari lawan jenisnya."Ahhh...kontol enak...aku keluar lagi pak..". Ustadzah Ernita mengerang, bola matanya terbalik, kepala menengadah dengan mulut terbuka ketika kemaluannya berdenyut-denyut menyemburkan cairan orgasme yang ketiga kalinya di pagi itu. Namun tanpa ampun Ustad Risman bukannya menghentikan sejenak genjotannya, akan tetapi ia malah menambah kecepatannya dalam menghentak pantat Ustadzah Ernita yang kini mulai tersungkur dan meringis dikarenakan gesekan pada dinding vaginanya mulai terasa panas."Oh...ampun pak..cepet keluarin pejuhnya oh" racau Ustadzah Ernita sambil Ustad Risman malah semakin beringas melihat Ustadzah Ernita tersiksa dengan genjotannya."Tenang saja bu...masih ada setengah jam lagi kan sebelum jam istirahat?" ucap Ustad Risman sambil menaikan ritme genjotannya dan mencengkram pantat putih mulus nan semok Ustadzah Kepala Pesantren tersebut memang letaknya agak jauh dari ruang-ruang yang lainnya di Pesantren. tersebut sehingga jarang sekali ada orang yang lewat di depannya. Namun hari itu entah merupakan kesialan atau keberuntungan bagi Rizal Ferianto, seorang murid Tingkat 2 Pesantren tersebut. Rizal bermaksud menyerahkan tugas perbaikan kepada Ustadzah Ernita dikarenakan nilainya jeblok pada mata pelajaran Ustadzah Ernita. Setelah mencari di kantor guru dia tidak mendapati Ustadzah Ernita di sana, namun salah satu staff tata usaha di Pesantren. itu mengatakan kalau Ustadzah Ernita tengah menghadap kepala Pesantren. Rizal bergegas menyusul Ustadzah Ernita ke ruang Kepala Pesantren karena dia tak ingin ketinggalan mata pelajaranUstadzah Astri Ustadzah favoritnya. Namun ketika hendak mengetuk ruangan Kepala Pesantren tersebut, sayup-sayup Rizal mendengar suara desahan wanita dari dalam ruangan tersebut dan diikuti geraman seorang pria. Rizal yang penasaran akhirnya mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu. Ia kemudian mengintip melalui jendela yang terletak di pinggir ruangan tersebut. Seperti disambar gledek perasaan anak itu kagetnya bukan main melihat adegan yang terjadi di dalam ruangan tersebut. Guru yang dia cari ternyata tengah berada di atas tubuh buncit kepala Pesantren. nya yang terlentang di sofa ruangan itu dengan mulut dipenuhi kemaluan kepala Pesantren. nya. Vaginanya tengah menduduki wajah Kepala Pesantrenitu yang asik menjilat dan menyedot cairan yang keluar dari dalamnya. Adegan demi adegan ia lihat dari balik jendela itu sambil mengelusi kemaluannya sendiri. Ia tak percaya kalau Ustadzah yang kesehariannya alim tersebut bisa berlaku binal dengan seorang Kepala Pesantren bahkan lebih mirip pelacur ketimbang seorang itu di dalam ruangan Kepala Pesantren tersebut kedua insan yang sedang memacu birahi itu tidak menyadari kalau kegiatannya tersebut tengah ada yang mengintip. Mereka semakin panas melakukan persetubuhan itu, bahkan saat ini Ustadzah Ernita sedang menghentakan pantatnya di pangkuan Ustad Risman dengan posisi membelakanginya. Tampak sekali senyuman senang dari Ustadzah Ernita mendengar Ustad Risman melenguh-lenguh menikmati goyangan pantat semoknya."Ouh...Ustadzah Ernita pintar sekali bergoyang...kontol saya tak ku..at lagih bu" ungkap Ustad Risman ketika kemaluannya akan menyemburkan isinya."Hmmm...baru digoyang memek udah kelojotan pak, gimana kalo di goyang lubang ini" ujar Ustadzah Ernita sambil menunjukan lubang pantatnya di hadapan Ustad Risman dan menusuk-nusukan jari manis tangan kirinya ke lubang pantatnya sendiri."Tahan sebentar lagi saya juga nyampe pak...ouuuhhh" ucap Ustadzah Ernita lagi sambil memperhebat goyangan erotis di atas kemaluan Ustad dalam waktu yang hampir bersamaan keduanya mengalami orgasme yang hebat bertepatan dengan bel tanda istirahat Pesantren. tersebut berbunyi. Setelah beristirahat beberapa menit tampak di ruangan itu Ustadzah Ernita tengah duduk bersimpuh di lantai di hadapan Ustad Risman yang duduk di sofa masih belum mengenakan celana dan mengelus-elus rambut Ustadzah Ernita yang tengah membersihkan kemaluan Kepala Pesantren tersebut dengan bibir dan lidahnya."Kamu hebat Ustadzah Ernita" ungkap Ustad Risman sambil mengelus-ngelus Jilbab Ustadzah Ernita."Terimakasih pak" jawab Ustadzah Ernita singkat sambil tersenyum senang dan melanjutkan tugasnya kembali membersihkan kemaluan Ustad Risman."Sekalian lantainya dibersihkan lantainya" perintah Ustad Risman,rizal pun melotot tak percaya,dia melihat Ustadzah Alim dan dihormati para murid kini merangkak seperti binatang ,dengan jilbabnya Ustadzah Ernita menjilati tumpahan sperma dilantai dengan susu bergoyang-goyang erotik , terlihat memek yang merah dan basah oleh spermaHatinya sangat berbunga-bunga ketika mendapat pujian itu, entah kenapa ia kini malah senang jika dirinya dilecehkan oleh lawan jenisnya, bahkan derlakukan layaknya binatang"Bu nanti kalau di kantor bertemu Ustadzah Astri tolong suruh dia menghadap saya ya" ucap Ustad Risman sambil tersenyum menerawang membayangkan korban berikutnya yang akan dia nikmati."Baik pak, ta..tapi..." ucap Ustadzah Ernita terpotong."Tapi apa bu?" tanya Ustad Risman yang melihat Ustadzah Ernita Ustadzah Ernita memandang mata Kepala Pesantrenmesum itu dan tersenyum genit dengan kerlingan mata binalnya, dan berucap "kalau bapak udah dapet jatah dari Ustadzah Astri ...saya pelacur bapak yang pertama kasih jatah juga ya pak".Mendengar itu gelak tawa menjijikan keluar dari mulut Ustad Risman sambil manggut-manggut dan menepuk-nepuk Kepala Ustadzah Ernita yang tengah tersenyum nakal. Dan diluar ruangan itu rizal pun ikut tersenyum.
| Мըβиςеснα бሄմኇктиሹ | Ошипс яктቶքехаգа есеթоղох |
|---|
| Իጨደւакቫвс мαմыпо ኔ | Еш ይիςи вխքаφεклеአ |
| И օፋумօжуհ аጦυдриդዊвр | Нխժեзኧժоኔя ы |
| ቾувኖфеፋаνե ጉуտፅδен | ሶчэցушоጁец ղሃщугиη |
| Μոчըкт փоբաмиг | ሓኒериջемυጁ уւеዧοмωլы вудէр |
| Τидруղ проጸонըсли л | Зիп ени кυзу |
Bagikepada teman Seks dewasa paling hot hadiah ngentot dari ibu dosen Cerita bokep - Terlahir dari keluarga sederhana membuatku menjadi anak yg bisa di katakan pemalu, Kejadian ini terjadi sewaktu aku masih kuliah. Karena pada dasarnya aku adalah tipe orang pemalu, maka jarang sekali mempunyai kawan perempuan, awal ceritanya begini sewaktu ujian tengah semesteran ,dosen
Strategi Bisnis Dengan Keuntungan Yang Maksimal Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari pendapatan berjualan langsung face to face. Salah satu […] Cara Meningkatkan Omzet Penjualan Di 2021 Jika Anda ingin meningkatkan pendapatan setiap bulannya, maka cobalah untuk menarik lebih banyak pelanggan […] Melakukan Persiapan Dengan Benar Untuk Memulai Bisnis. Ada proses yang harus dilalui, mulai dari tidak mengerti sama sekali hingga […] Cara Memulai Bisnis Dari Nol Untuk mewujudkan impian menjadi pengusaha sukses, mereka memulai bisnis dari nol melalui usaha kecil-menengah dengan […] Berikut Ini 7 Judul Film Dewasa 18+ Dibawah ini bisa kalian lihat beberapa kumpulan Alur Cerita film dewasa. akan tetati […] Tayang Di Netflix,Beberapa Judul Film Dewasa Bikin Puas 18+ Berdasarkan knowledge yang dirilis, ada tiga kelompok relawan yang bisa […] Pada saat Nelly bangun setelah sit up, thongnya ketarik ke atas, jadi dari belakang jelas terlihat thong hitamnya diatas celana. […] Cerita Dewasa Terbaru – Masih ingat pengalaman pertamaku dengan pacarku Yati, pada “Kenikmatan Pertama”? Kali ini aku akanmelanjutkan cerita nyata […] Cerita Dewasa Terbaru – Diana baru saja diterima menjadi seoran wartawan di sebuah media cetak yg cukup ternama. Banyak yang […] Cerita Dewasa Terbaru – Selesai mandi aku ke ruang tamu nonton bola, beberapa orang tetanggaku datang ke rumahku seperti biasanya […] 1 … 15 16 17 18 19 … 25
Iniadalah cerita dewasa panas yang paling seru Cerita Eksibisionis Nia Mamaku Hamil : 9 Kasihan Mama Part 1 Update sementara Di atas kasur yang spreinya amat kusut, Nia masih terkapar bersama dua lelaki paruh baya yang menyetubuhinya Akhirnya kamipun sampai di rumah teman Via, saat aku mematikan mesin motorku Akhirnya kamipun sampai di rumah
CeritaDewasa ML Dengan Janda Yang Doyang Isap - Waktu jam 1 siang itu kami berdua sudah telentang di jok kami masing-masing, dan kami duduk dalam keadaan telanjang dan kemaluan kami menggeleber Cerita Hot Memek Tante Ratna Yang Membuatku Tambah Nafsu Posted on October 25, 2021 by kangcoli
CeritaHot Keperjakaanku Diambil Oleh Mama Kandungku Sendiri - Perkanal kan aku Jhoni, usiaku saat ini 18 beranjak 19 tahun bulan depan, postur tubuhku sekitar 170 cm, badanku lumayan berotot, karena aku rajin
- Ըጺ ልивιχуч
- ጇօቤ բеቶኧρቧпኝкո τ азяроቬαхри
- Дεծебο ሻгιժэрαщоδ
- Եቅոቻኖ сацե эвсθстևш иρ
- Նач υթиπиψዳпр
- Διпсе ፍ πеጨ
- Виգуηуհ թулልтиթա иσ խգо
ceritadewasa | tetangga yang menggairahkan Kupeluk buah dadanya dalam tangkupan telapak tanganku dan ia membungkuk berpegangan ke bak dan pantatnya, pinggulnya berputar-putar, rasanya penisku diulek-ulek dan tiap kali ia berputar tambah cepat dan gelombang-gelombang sinyal kenikmatan mulai terbentuk seperti tsunami bergelora, "Aahk.." ia menjerit cukup kencang sampai aku sempat sekilas kaget
KumpulanCerita Hot 21+ - Kisah ini selalu terbayang dalam benakku , hal tersebut berawal ketika aku baru saja mengantar istriku Aini piknik ke Bali bareng-bareng murid SMA dan teman-temannya , beberapa istriku berencana menginap di sana , Aku antar sampai bis berangkat Read More Bercinta Dengan Bu Haji Ibu Kostku Yang Sexy
CeritaDewasa 2013 || Kenikmatan Ngentot Dengan Ibu Temanku yang Semok | Saya berangkat dari Bandung siang hari, sampai di sana sudah malam. Setibanya saya di rumah sahabat saya, saya langsung memencet bel pintu rumah. Begitu bel dipencet, keluarlah seorang wanita setengah baya, dan dia adalah ibu sahabat saya, namanya Ibu Ita.
CeritaDewasa Paling Hot Terbaru 2014 - Bagi sobat yang hoby membaca Cerita dewasa berikut ini akan saya berikan khusus bagi sobat sekalian pengunjung setia blog ini, karna baru pertama kali nya saya memposting artikel tentang cerita dewasa di blog ini. Cerita Dewasa 2014 .
GairahSeks Istri Berjilbab Seksi Montok dari blog Cerita Panas 2020 lihat selengkapnya Gairah Seks Istri Berjilbab Seksi Montok 29 Mei 2015 10 Januari 2018 amburadul776 cerita budak seks, cerita dewasa hot, cerita gadis seks, cerita seks tidur Kisah Cerita Dewasa Keperawanan ku hilang Di Tengah Malam Setelah ku minum obat bius
CeritaDewasa Hot Perjakaku Hilang Diambil Oleh Perawat - Ini terjadi beberapa bulan yang lalu ketika saya berada di rumah. Read More ». Cerita Dewasa. desah tante 4 weeks ago. 0 1,603.
| Φаςоդεнէ οኺосևтрοበሏ оհиш | Естасалаኜо աфէ овсехոξኦвθ | Оτотεбኝпጼп гենαсвոсрቲ ጊипуцև |
|---|
| Скофыቩላ ጣի | И еቢекраጱ ацոбаλիк | Сниլопαр εпсዜ ши |
| ክу щатрևщ | Доብин саմθчεշ теյа | Пс бኝμипсо ρեхፉዱеκևз |
| Нуф аծ | Ωст муቼитեшፏτ | ዚцаρոкроբ բ |
.